Barends Dorong Refleksi Kritis Pela Gandong dan Hidup Orang Basudara

Facebook
WhatsApp

Anggota Komisi X DPR RI Mercy Barends

MASOHI,RevisiNews com– Anggota DPR RI Mercy Chriesty Barends membuka kegiatan Semarak Budaya dengan tema Refleksi Kritis Budaya Pela Gandong dan Hidup Orang Basudara di Maluku Tengah, yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Masohi, Jumat  (26/9/2025).

Anggota Komisi X DPR RI, Fraksi PDI Perjuangan dari Dapil Maluku tiga periode ini menegaskan pentingnya menempatkan nilai Pela Gandong dan hidup orang basudara bukan hanya sebagai simbol budaya, melainkan sebagai kekuatan nyata untuk menghadapi tantangan sosial, termasuk kemiskinan dan konflik antarwarga.

Baca juga : Bupati Malteng Sidak RSUD Masohi

“Maluku ini dikenal sebagai negeri raja-raja, negeri kaya adat istiadat. Tetapi faktanya, Maluku masih berada dalam daftar provinsi termiskin di Indonesia. Pertanyaannya, apa yang salah dengan kita?” tandas Mercy.

Ia menyebut, meski Maluku memiliki sumber daya manusia yang cerdas serta budaya hidup orang basudara yang kental, namun kenyataannya belum mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat.

“Kalau praktik Pela Gandong dan hidup orang basudara betul-betul kuat, seharusnya bisa menjadi modal sosial yang mendorong kita keluar dari kemiskinan. Tapi kalau hari ini kita masih miskin, berarti ada yang salah dalam implementasinya,” kritiknya.

Politisi perempuan asal Maluku ini juga menyoroti tingginya angka konflik di Maluku Tengah yang tercatat sebagai kabupaten dengan kasus konflik antar desa terbanyak di Maluku.

“Seharusnya Pela Gandong menjadi jembatan perdamaian, tapi faktanya konflik terus berulang. Ini berarti nilai-nilai budaya belum dihidupi secara benar,” ujarnya.

Menurut Mercy, refleksi kritis terhadap budaya Pela Gandong dan hidup orang basudara perlu dilakukan agar tidak hanya berhenti sebagai jargon seremonial, melainkan benar-benar hidup dalam praktik sosial masyarakat sehari-hari.

“Nilai ini harus dikerjakan, bukan hanya diucapkan. Kalau tidak, maka kita akan terus menghadapi kemiskinan dan konflik yang berkepanjangan,” tegasnya.

Kegiatan Semarak Budaya ini menghadirkan sejumlah narasumber untuk mengulas lebih jauh makna Pela Gandong dan hidup orang basudara dalam konteks pembangunan sosial dan kebudayaan di Maluku Tengah. (Rn).

 

PENULIS

Picture of adminrevisinews

adminrevisinews

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BANNER IKLAN