Masohi, Revisinews.com – Di tengah derasnya arus pembangunan, sektor kesehatan terus menjadi perhatian utama dalam kebijakan nasional maupun daerah.
Anggaran besar yang dialokasikan setiap tahun seharusnya mampu menjamin layanan kesehatan berkualitas bagi seluruh masyarakat. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa berbagai tantangan masih membayangi, mulai dari infrastruktur yang belum memadai hingga kesejahteraan tenaga medis yang kerap diabaikan.
Jika kondisi ini dibiarkan berlarut, maka pada dekade mendatang, daerah kabupaten Maluku tengah akan menghadapi risiko stagnasi dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Tanpa perencanaan yang matang dan kebijakan yang adaptif, kesenjangan dalam layanan kesehatan akan semakin melebar.
Rumah sakit di daerah terpencil akan terus mengalami keterbatasan fasilitas, sementara di perkotaan, tingginya permintaan layanan kesehatan akan memperparah ketimpangan.
Dalam skenario terbaik, pemerintah dan pemangku kepentingan akan mulai berfokus pada penguatan infrastruktur kesehatan secara merata.
Penyediaan alat kesehatan yang mencukupi, distribusi tenaga medis yang lebih seimbang, serta insentif bagi tenaga kesehatan akan menjadi prioritas utama.
Langkah ini tidak hanya memastikan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang optimal, tetapi juga menekan risiko tindakan amoral seperti pencurian alat kesehatan yang pernah menjadi isu di berbagai rumah sakit.
Di masa depan, jika alokasi anggaran kesehatan benar-benar digunakan secara efektif, maka sistem kesehatan yang lebih tangguh dan berkelanjutan dapat terwujud. tidak lagi hanya mengandalkan anggaran besar, tetapi juga strategi pemanfaatan yang transparan dan efisien. Dengan begitu, masyarakat yang sehat dan inovatif bukan lagi sekadar visi, melainkan realitas yang mendukung pertumbuhan sosial dan ekonomi bangsa.
Sebagaimana disampaikan oleh dr. Reza Fahlevi Amahoru, Sp.P dalam refleksinya yang di post pada akun Facebook Reza Fahlevi,Kamis (8/3/2025), dengan tajuk “Kesehatan bukan sekadar kebutuhan”, tetapi prinsip dasar dalam setiap pembangunan.
“Individu yang sehat adalah aset berharga bagi bangsa ini. Jika kita ingin membangun masa depan yang lebih baik, kita harus memastikan sistem kesehatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Kini, harapan besar bertumpu pada kebijakan yang lebih progresif. Jika semua pemangku kepentingan bergerak bersama, maka Indonesia di tahun-tahun mendatang akan mampu mewujudkan layanan kesehatan yang tidak hanya lebih baik, tetapi juga lebih adil bagi seluruh lapisan masyarakat. (TIM)