MASOHI,RevisiNews com – Sebanyak 169 siswa di Kabupaten Maluku Tengah mengikuti Uji Kesetaraan atau ujian pendidikan kesetaraan untuk Paket A, B, dan C yang digelar oleh Satuan Pendidikan Non Formal – Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF-SKB) Malteng.
Para peserta ujian ini berasal dari dua lokasi rombongan belajar (rombel), yakni Kecamatan Tehoru dan Kota Masohi.
Kepala SPNF-SKB Maluku Tengah, Dwi Marco A Leunupun menjelaskan, pelaksanaan ujian dilakukan dalam dua tahap. Ujian untuk Paket C yang diikuti 103 siswa telah digelar pada 22 April 2025. Sementara 45 siswa Paket B dan 21 siswa Paket A mengikuti ujian pada 5 Mei 2025.
Baca juga : Atasi Blank Spot, Bupati Malteng Temui Wamenkomdigi
“Pelaksanaan Uji Kesetaraan ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 31 Tahun 2023, yang menggantikan Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019,” jelas Leunupun saat ditemui Siwalima di Masohi, Kamis (8/5/2025).
Ia mengatakan, regulasi terbaru ini menjadi pedoman pelaksanaan ujian kesetaraan yang lebih sistematis dan relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini.
“Ujian ini tidak sekadar formalitas, tetapi bagian dari upaya kita memberikan hak pendidikan yang setara bagi siapa saja, khususnya mereka yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan di jalur formal,” ujar Leunupun.
Ia juga menekankan bahwa Uji Kesetaraan merupakan amanat konstitusi. “Pasal 31 UUD 1945 dengan tegas menyebut bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Ini adalah tanggung jawab negara, dan melalui pendidikan kesetaraan, kita menjawab tanggung jawab itu,” tambahnya.
Menurut Leunupun, keberadaan program Kejar Paket A, B, dan C menjadi solusi nyata bagi masyarakat, terutama di wilayah terpencil atau yang terdampak keterbatasan akses pendidikan formal.
“Kami berharap program ini terus berkembang dan bisa menjangkau lebih luas lagi, karena setiap anak bangsa punya hak yang sama untuk tumbuh dan maju lewat pendidikan,” tandasnya. (Red).
